"Juga kebetulan aku melihat pedang ini terlepas dari tanganmu, aku tidak ingin pengawal-pengawal itu merampasnya, maka kubawa sekalian. Nah, kiranya cukup obrolan kita yang amat menyenangkan hati ini. Aku tak pernah tolong kau dan kau tak pernah ada urusan denganku. Kita sama-sama bebas, tidak ada urusan apa-apa. Selamat tinggal." Yo Wan berdiri, lalu berjalan perlahan meninggalkan Siu Bi. Seperti malam tadi, Siu Bi memandang dengan mata tak berkedip, ketika bayangan Yo Wan hampir lenyap di sebuah tikungan, ia teringat sesuatu dan cepat melompat mengejar sambil berseru, "Heee, berhenti dulu!!" Yo Wan berhenti dan membalikkan, tubuh perlahan. Dilihatnya gadis itu ber-loncatan sambil membawa pedang. Hemm, jangan-jangan gadis itu akan menyerangnya, siapa dapat menduga isi hati gadis liar dan buas seperti itu? "Ada apa lagi? Hendak menghaJarku?" tanyanya. Siu Bi menggelengkan kepala, tapi mulutnya masih cemberut. "Tergantung dari jawabanmu," katanya,...
Ebook di dalam web ini di ambil dari berbagai sumber di internet, untuk menambah pengetahuan tentang komputer dan pemrograman komputer dan memberikan hiburan di waktu senggang dengan membaca cerita silat dan melestarikan cerita-cerita silat indonesia