Tak enak juga hati Loan Ki untuk membandel. Ia mengerling dengan mata ragu ke arah Kun Hong yang masih duduk bersila, lalu sinar matanya menyambar seperti kilat ke arah muka Hui Kauw yang hitam, setelah itu ia mendengus marah dan ikut keluar pula. Kamar itu sunyi. Suara orang-orang di luar bercakap-cakap tidak dapat terdengar jelas karena daun pintu kamar itu ditutup dari luar. Kun Hong melepaskan kedua telapak tangannya dari pundak nona itu, lalu dengan perlahan dia mengurut jalan darah di punggung dan belakang leher. Terdengar nona ini mengerang perlahan. Kun Hong cepat menarik kembali tangannya dan melompat turun dari pembaringan, berdiri menanti. "Uuuhhh, panas......." nona itu merintih. "Tidak apa, Nona. Hawa panas itu kau perlukan untuk mendorong peredaran darah di tubuhmu sehingga engkau akan menjadi sembuh benar benar." Hui Kauw membuka matanya, kaget melihat betapa tubuhnya bagian atas tak berbaju, apalagi melihat Kun Hong berdiri di situ dengan kepala tund...
Ebook di dalam web ini di ambil dari berbagai sumber di internet, untuk menambah pengetahuan tentang komputer dan pemrograman komputer dan memberikan hiburan di waktu senggang dengan membaca cerita silat dan melestarikan cerita-cerita silat indonesia