Lama nona itu menangis. Sengaja derita dan sakit hati yang ia tahan selama bertahun-tahun di dalam dadanya, sekarang bagaikan gunung berapi meletus dan hawa panas dapat mengalir keluar melalui tangisnya itu. Tiada hentinya air matanya bercucuran, terisak-isak dan sesenggukan sampai napasnya terasa sesak. Akhirnya reda juga desakan hawa dari dada melalui tangisnya ini, dadanya terasa ringan kosong, dan seluruh tubuhnya menjadi lelah sekali. Tangisnya terhenti, tinggal isak kecil-kecil dan jarang. Ia mengangkat muka memandang laki-laki yang duduk bersila dengan tubuh diam tak bergerak bagaikan patung,muka dengan mata meram itu kelihatan kerut merut amat menyedihkan.
"Siapa orangnya dapat menahan semua ini?" ia berkata lirih seperti kepada diri sendiri, suaranya sudah tenang tapi masih terputus-putus menahan isak. "Perbuatanmu yang kau lakukan tanpa maksud menyakiti hatiku itu hanya merupakan pukulan terakhir yang mematikan kesabaranku dan membangkitkan perlawanan dalam ...
Ebook di dalam web ini di ambil dari berbagai sumber di internet, untuk menambah pengetahuan tentang komputer dan pemrograman komputer dan memberikan hiburan di waktu senggang dengan membaca cerita silat dan melestarikan cerita-cerita silat indonesia