Goloknya bergerak cepat ke leher orang. Dia melihat kilat dari angkasa menyambar-nyambar dua kali, merasa betapa tangan kanannya tergetar, ada tenaga aneh mendorongnya ke belakang sampai lima tindak, wajahnya pucat sekali. Golok itu tinggal gagangnya saja dan di bawah kakinya kelihatan dua buah potongan golok! Adapun si buta tadi masih saja duduk diatas batu memegangi tongkat yang kini dipukul-pukulkan ke atas batu sambil bernyanyi, "Wahai kasih, aku di sini ..........." Hek-twa-to menggigil, lalu membuang gagang goloknya dan larilah dia menuruni puncak, tak lupa membawa serta bungkusan pakaian yang dirampasnya tadi. Dia melarikan diri seperti dikejar iblis gunung! Dari jauh dia masih mendengar suara si buta bernyanyi-nyanyi dan suara nyanyian ini baginya amat menyeramkan, seakan-akan mengejar, membuat dia memperhebat tenaganya untuk lari. *** Hari telah siang ketika serombongan orang tergesa-gesa mendaki puncak Lao-san. Lima belas orang ini adalah laki-laki semua, rata-rata ...
Ebook di dalam web ini di ambil dari berbagai sumber di internet, untuk menambah pengetahuan tentang komputer dan pemrograman komputer dan memberikan hiburan di waktu senggang dengan membaca cerita silat dan melestarikan cerita-cerita silat indonesia