Skip to main content

Posts

Showing posts from November 1, 2011

Pendekar Buta 48 -> karya : kho ping hoo

Kun Hong tidak dapat melihat bahwa selain Bhok Hwesio dan The Sun, di situ terdapat banyak pengawal dan masih ada lagi seorang kosen, yaitu si pertapa dari Nepal bernama Bhewakala yang berdiri tegak sambil memandang dengan sepasang matanya yang mengandung pengaruh sihir! Mendengar pujian Bhok Hwesio kepada pemuda buta ini, Bhewakala menaruh perhatian besar karena dia sudah cukup maklum akan kesaktian Bhok Hwesio. "Mata buta tidak mengapa, kalau hati yang buta benar-benar amat sayang sekali," katanya dengan suaranya yang besar dan bahasanya yang kaku. Mendengar suara ini, Kun Hong dapat menduga siapa tokoh ke dua ini karena dia sudah pula mendengar nama orang itu dari penuturan Hui Kauw. "Bhok Hwesio dan pendeta Bhewakala adalah tokoh-tokoh tua yang memiliki ilmu tinggi, sudah tahu aku seorang muda yang buta mengapa masih memusuhiku tanpa sebab? Apa perbuatan ini tidak merendahkan derajat dan mencemarkan nama besar ji-wi (kalian)?" katanya dengan suara keras. Bhok Hw

Pendekar Buta 47 -> karya : kho ping hoo

"Tring! Tranggggg!" Bunga api berhamburan menyilaukan mata ketika pedang yang diputar Hui Kauw itu sekaligus bertemu dua kali dengan huncwe itu. Karena ia menggunakan pedang orang lain, Hui Kauw dengan tabah berani menangkis sekalian hendak menguji tenaga lawan. Ia merasa betapa tangannya tergetar hebat, akan tetapi dengan pengerahan hawa murni ia dapat mengusir getaran itu. Di lain fihak, Ang Mo-ko berseru keras dan melompat mundur, cepat menarik huncwenya dan diamat-amati dengan penuh perhatian dan kekhawatiran. "Wah-wah-wah, untungnya huncwe yang menjadi jimat hidupku ini tidak rusak!" katanya kemudian sambil tertawa. Tadi dia memang takut kalau-kalau huncwe kesayangannya ini lecet. Dengan lagak lucu kakek ini menerjang maju lagi mengirim serangan-serangan kilat. Hui Kauw juga mainkan pedangnya yang berubah menjadi gulungan sinar putih. Makin cepat kakek itu menyerangnya, makin cepat pula ia menggerakkan pedangnya, kini tidak hanya untuk mempertahankan diri, juga